Konsep Lansia (Geriatrik)

Sedikit Info Seputar Konsep Lansia (Geriatrik) Terbaru 2017 - Hay gaes kali ini team Informasi Seputar Android, kali ini akan membahas artikel dengan judul Konsep Lansia (Geriatrik), kami selaku Team Informasi Seputar Android telah mempersiapkan artikel ini untuk sobat sobat yang menyukai Informasi Seputar Android. semoga isi postingan tentang Artikel Kesehatan, yang saya posting kali ini dapat dipahami dengan mudah serta memberi manfa'at bagi kalian semua, walaupun tidak sempurna setidaknya artikel kami memberi sedikit informasi kepada kalian semua. ok langsung simak aja sob
Judul: Berbagi Info Seputar Konsep Lansia (Geriatrik) Terbaru
link: Konsep Lansia (Geriatrik)

"jangan lupa baca juga artikel dari kami yang lain dibawah"

Berbagi Konsep Lansia (Geriatrik) Terbaru dan Terlengkap 2017

Konsep Lansia



Pengertian
            Banyak definisi tentang proses menua yang tidak seragam. Secara umum menua adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus menerus, dan berkesinambugan. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan (Depkes RI, 2001 dalam buku R.Siti Maryam dkk).
            Dalam buku ajar Geriatri, Prof.Dr.R. Boedhi Darmojo dan Dr. Hadi Martono (1994) mengatakan bahwa menua adalah menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Wahyudi Nugroho, 2012).

Batasan Lansia
1.      Menurut WHO, Lanjut usia meliputi   :
·         Usia pertengahan (middle age) = usia 45-49 tahun
·         Usia lanjut (elderly) = Usia 60-74 tahun
·         Usia lanjut tua (old) = usia 75-90 tahun
·         Usia sangat tua (very old) = usia diatas 90 tahun
2.      Menurut Undang-Undang No.13 tahun 1998, seseorang dapat dikatakan sebagai lanjut usia setelah mencapai umur 60 tahun keatas.


Teori Prose Menua
1.      Teori Biologi
·         Teori genetic clock
Teori ini merupakan teori intrinsic yang menjelaskan bahwa di dalam tubuh terdapat jam biologis yang mengatur gen dan menentukan proses penuaan. Teori ini menyatakan bahwa menua itu telah terprogram secara genetic untuk spesies tertentu. Setiap spesie di dalam inti selnya memiliki suatu jam genetic / jam biologis sendiri dan setiap spesies mempunyai batas usia yang berbeda-beda yang telah diputar menurut replikasi tertentu sehingga bila jenis ini berhenti berputar, ia akan mati.
·         Teori Penurunan Sistem Imun
Mutasi yang berulang dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan system imun tubuh mengenali dirinya sendiri. Jika mutasi yang merusak membrane sel, akan menyebabkan system imun tidak mengenali sehingga merusaknya. Hal ini yang mendasari peningkatan penyakit auto-imun pada lanjut usia.
·         Teori Radikal Bebas
Teori radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas dan di dalam tubuh karena adanya proses metabolism atau proses pernapasan di dalam mitokondria. Radikal bebas merupakan suatu atom atau molekul yang tidak stabil karena mempunyai electron yang tidak berpasangan sehingga sangat reaktif mengikat atom atau molekul lain yang menimbulkan berbagai kerusakan atau perubahan dalam tubuh.
·         Teori Menua Akibat Metabolisme
Telah dibuktikan dalam berbagai percobaan hewan, bahwa pengurangan asupan kalori ternyata bisa menghambat pertumbuhan dan memperpanjang umur, sedangkan perubahan asupan kalori yang menyebabkan kegemukan dapat memperpendek umur.
·         Teori Rantai Silang
Teori ini menjelaskan bahwa menua disebabkan oleh lemak, protein, karbohidrat, dan asam nukleat (molekul kolagen) bereaksi dengan zat kimia dan radiasi, mengubah fungsi jaringan yang menyebabkan perubahan pada membrane plasma, yang mengakibatkan terjadinya jaringan yang kaku, kurang elastis, dan hilangnya fungsi pada proses menua.
·         Teori Fisiologis
Teori ini merupakan teori intrinsic dan ekstrinsik. Terdiri atas teori oksidasi strees, dan teori dipakai – aus (wear and tear theory). Di sini terjadi kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel tubuh telah terpakai.
2.      Teori Kejiwaan Sosial
·         Aktivitas atau kegiatan
a)      Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yanag sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan social.
b)      Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut usia.
c)      Mempertahankan hubungan antara sitem social dan individu agar tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia.
·         Kepribadian Lanjut
Perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimilikinya.
·         Teori Pembebasan
Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan kemunduran individu dengan individu lainnya. Pada lanjut usia pertama diajukan oleh Cumming And Henry 1961. Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri daro kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi social lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda (triple loss), yaitu kehilangan peran (loss of Role), hambatan kontak social (restraction of contacs and relationship), berkurangnya komitmen (reduced commitment to social mores and values).

Perubahan yang Terjadi Pada Sistem Tubuh Manusia
1.      Perubahan Fisik
·         Sel
Lebih sedikit jumlahnya dan ukurannya lebih besar, jumlah cairan tubuh dan cairan intra seluler berkurang, proporsi protein di otak, otot, darah, hati menurun, jumlah sel otak menurun,mekanisme perbaikan sel terganggu, otak menjadi atrofi, lekukan otak akan menjadi lebih dangkal dan melebar.
·         Sistem persyarafan
Cepatnya penurunan hubungan persyarafan, berat otak menurun 10-20% lambatnya dalam respond an waktu untuk bereaksi dengan stress, mengecilnya saraf pancaindera, berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf penciuman dan perasa, lebih sensitive terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan dingin, kurang sensitive terhadap sentuhan, deficit memori.
·         Sistem pendengaran
Hilangnya kemampuan pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas umur 65 tahun, membrane timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis, terjadi pengumpulan serumen, dapat mengeras menjadi keratin, fungsi pendengaran semakin menurun pada lansia yang mengalami ketegangan/stress.
·         Sistem penglihatan
Sfingter pupil timbul sclerosis dan hilangnya respon terhadap sinar, kornea lebih berbentuk sferis (bola), lensa lebih suram, meningkatnya ambang pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam cahaya gelap, hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang pandang, berkurangnya luas pandangan, daya membedakan warna menurun, terutama warna biru atau hijau pada skala.
·         Sistem kardiovaskuler
Katup ajntung menebal, kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya, kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah turun 65 mmHg atau hipotensi orthestatik, tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer. Systole normal kurang lebih 150 mmHg dan diastole kurang lebih sekitar 95 mmHg, curah jantung menurun, kinerja jantung lebih rentan terhadap kondisi dehidrasi dan perdarahan.
·         Sistem respirasi
Otot-otot pernapasan kehilangan kekuatannya dan menjadi kaku, menurunnya aktivitas dari silia, paru-paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik napas lebih berat, kapasitas pernapasan maksimal menurun, dan kedalaman bernapas menurun, ukuran alveoli melebebar, berkurangnya elastisitas bronkus, oksigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg, karbon dioksida pada arteri tidak berganti, reflek dan kemampuan untuk batuk berkurang,sensitivitas terhadap hipoksia dan hiperkarbia menurun, sering terjadi emfisema sinilis, kemampuan pegas dinding dada dan kekuatan otot pernapasan menurun seiring bertambahnya usia.
·         System pencernaan
Kehilangan gigi penyebab utama adanya Periodontal disease yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk. Indera pengecap menurun, rasa lapar menurun, asam lambung menurun, peristaltic melemah dan biasanya timbul konstipasi.
·         Sistem genittourinaria
Ginjal; mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%, nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat, kesein keseimbangan elektrolit dan asam lebih mudah terganggu.
Vesika urinaria; otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200ml atau menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat. Pada lansia vesika urinaria sulit dikosongkan sehingga mengakibatkan retensi urine meningkat.
Vagina; seseorang yang semakin menua, kebutuhsn hubungsn seksualnya masih ada. Tidak ada batasan umur tertentu kapan frekuensi seksual orang berhenti. Frekuensi hubungan seksual cenderung menurun secara bertahap setiap tahun, tetapi kapasitas untuk melakukan dan menikmatinya berjalan terus sampai tua.
·         Sistem endokrin
Produksi dari semua hormone menurun, fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah, menurunnya aktivitas tiroid; menurunnya BMR, menurunnya daya pertukaran zat, menurunnya produksi aldosterone, menurunnya hormone kelamin misalnya: progesterone, esterogen, dan testosterone.
·         Sistem integumen
Kuku jari menjadi tebal dan rapuh, kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk, kelenjar keringat kulit mengkerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak, kulit kepala dan rambut menipis dan berwarna kelabu (ubanan), rambut dalam hidung dan telinga menebal, berkurangnya elastisitas akibat dari menurunnya cairan vaskularisasi, respon terhadap trauma menurun.
·         System musculoskeletal
Tulang kehilangan densitas (cairan) dan makin rapuh, kifosis, discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tingginya berkurang), persendian besar dan menjadi kaku, tendon mengkerut dan mengalami sclerosis, atropi serabut otot; pergerakan menjadi lambat, otot kram, dan menjadi tremor.
·         Sistem pengatur suhu tubuh
Temperature tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologis -/+ 35 derajat C ini akibat metabolism yang menurun, pada kondisi ini lansia akan merasa kedinginan dan dapat pula menggigil, pucat dan gelisah. Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi penurunan aktivitas otot.
2.      Perubahan Mental
Perubahan kepribadian yang drastis, keadaan ini jarang terjadi, lebih sering berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin oleh karena factor lain seperti penyakit.
·         Kenangan
a)      Kenangan lama tidak berubah
b)      Kenangan jangka panjang; berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu, mencakup beberapa perubahan
·         IQ
a)      Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal
b)      Berkurangnya penampilan, persepsi dan keterampilan psikomotor
3.      Perubahan Psikososial
·         Pensiun; nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya, identitasnya dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan
·         Merasakan atau sadar akan kematian
·         Perubahan dalam cara hidup yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih sempit
·         Ekonimi akibat pemberhentian dari jabatan
·         Penyakit kronis dan ketidakmampuan
·         Kesepian akibat pengasingan dari lingkungan social
·         Gangguan saraf pancaindera, timbul kebutaan dan ketulian
·         Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan
·         Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman-teman dan family
·         Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik; perubahan terhadap gambaran diri


Bandiyah, Siti. (2009), Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik, Yogyakarta: medical book
Maryam, R. Siti dkk, (2008), Mengenal Lanjut Usia dan Keperawatannya, Jakarta: Salemba Medika

Nugroho, Wahyudi. (2009), Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: EGC

Itulah sedikit Artikel Konsep Lansia (Geriatrik) terbaru dari kami

Semoga artikel Konsep Lansia (Geriatrik) yang saya posting kali ini, bisa memberi informasi untuk anda semua yang menyukai Informasi Seputar Android. jangan lupa baca juga artikel-artikel lain dari kami.
Terima kasih Anda baru saja membaca Konsep Lansia (Geriatrik)